Education Based on Character?
![]() |
| Kelas SBS Malang |
Dalam diskusi perkuliahan Genius Campus di SBS (Sang Bintang School) Building
kemaren, kami berdiskusi tentang kasus target nilai bukan kemampuan pada pendidikan
formal di Indonesia, dengan pisau analisa Why, What, How, kami
membedahnya panjang lebar kasus yang sebenarnya semua orang tahu itu.
Namun whats Next? Itulah yang selanjutnya kita
bincangkan yang saya mengerucutkan itu karena sekolah hari ini kabur dalam
tujuan dan visi pemograman peserta didik, seperti seragam SMA yang abu-abu
(warna yang menurut saya tidak “jelas” sedunia). Buktinya tidak sedikit dari
lulusan SMA “galau” mau kemana setelah SMA?
Memang hari ini tidak kelihatan ideologi dalam pengajaran di
sekolah. Dimana guru mengarahkan dengan benar apa sebenarnya dari pelajaran
yang mereka pelajari di sekolah yang mampu memberikan “lampu” dikepalanya?
Untuk melengkapi dan memberikan gambaran dari diskusi ini,
saya menguraikan pengertian karakter berdasarkan beberapa pengertian dari buku Grow
With Character The Model karya
Hermawan Kartajaya yang di launchingnya di ulang tahun MARKPLUS yang ke 20
tahun.
“Character
is what you do when No Body sees you”
Karakter adalah apa yang anda lakukan ketika tidak ada satu
orangpun yang melihat atau memperhatikan anda. Sebaliknya jika dilakukan itu
dikarenakan ada yang memperhatikan anda, maka hal itu belum menjadi karakter
atau anda belum memiliki karakter itu.
Jika belajar itu hanya kalau ada guru disekolah, jika tidak
mencontek hanya karena ada guru yang mengawasi, dan jika ia datang bekerja
kalau hanya ada atasan atau absensi, dan beribadah/berbuat baik kalau ada yang
melihat. Maka itu semua bukanlah karakter anda!
“Character
is what keeps you Going When Nobody Appreciates and Support You”
Karakter adalah apa yang anda tetap lakukan ketika tidak ada
satu orangpun yang menghargai apa yang anda lakukan. Dan bukanlah karakter
ketika anda berhenti melakukan sesuatu yang anda yakini ketika tidak ada yang menghargai
apa yang anda lakukan.
Apakah anda akan menjadi juara satu dikelas, jika semua orang
tidakmemberi anda ucapan selamat, hadiah, ataupun tidak ada yang mau mengetahui
anda sang juara? Apakah anda mau bekerja keras untuk tim kerja anda, sementara
tim kerja anda malas-malasan dan mengatakan kerja anda buruk? Apakah anda mau
menyayangi orang yang tidak pernah mengatakan cinta dan tidak membalas cinta
pada anda? Jika anda menjawab ya saya lakukan maka andalah pemilik karakter
itu!
“Character
Is What Somebody Still Trust You With When You Do Wrong”
Karakter adalah seseorang yang masih percaya pada anda ketika
anda melakukan kesalahan. Bahwasanya apapun yang anda lakukan walaupun anda
salah, orang tetap mempercai anda, karena anda telah meyakinkan dari karakter
anda.
Ketika anda tersesat dalam suatu perjalanan, karena anda
mungkin salah melihat peta, tapi orang seperjalanan anda tetap mempercayai
anda, itulah karakter anda. Ketika anda melakukan tidak sengaja korupsi dan
melibatkan orang banyak. Dan orang itu masih tetap percaya dan berharap pada
anda bisa menyelesaikan masalah korupsi itu. Itulah menandakan anda memiliki
karakter.
“Character
Is What you believe in people and what people believe in you”
Karakter adalah apa yang anda yakini
ada dalam diri orang lain dan apa yang orang lain yakini dalam diri anda. Jika
anda meyakini ada kebaikan dalam diri
orang lain maka anda pun akan meyakini hal yang sama pada diri anda bahwa anda
juga memiliki kebaikan.
Karena sering sekali diri anda
adalah apa yang anda yakini pada diri anda dengan melihat apa yang ada pada
diri orang lain disekitar anda. Jika anda berada dilingkungan orang-orang kaya,
anda akan meyakini bahwa anda juga kaya, walaupun anda sebenarnya belum kaya,
tapi anda dan orang lain itu yakin anda akan segera menjadi kaya.
Pendidikan
Karakter?
Sejak tahun 2010
pendidikan di Indonesia diramaikan dengan pembelajaran berbasis karakter.
Sayapun tidak terlalu jelas, karakter seperti apa yang ingin dibangun di
pendidikan di Indonesia. Mungkin karena di pendidikan barat juga sedang
menggembor-gemborkannya, jadi latah deh.. hehe..
Lucu memang, tapi kenyataannya
pendidikan di Indonesia yang terlihat secara informal masih belum memperdulikan
karakter sebagaimana karakter pembelajaran dengan gaya belajar kinestetik
misalnya, mereka adalah orang yang tidak betah duduk-duduk dikelas, tapi anak
itulah yang tidak disukai oleh guru dan murid-murid berkarakter sebaliknya. Dan
sampai hari ini karakter-karakter mereka masih tetap diajdikan satu dengan
karakterlainnya.
Trus seperti apa karakter yang harus ditanamkan pada siswa,
demi mencerdaskan dan melahirkan pemimpin bangsa ini, yang katanya sedang
krisis pemimpin dan kepemimpinan?
Karakter 3+1= Kemajuan Tidak
Tertandingi!
Hari ini sudah seharusnya pendidikan informal, formal dan
informal minimal mampu memberikan 3 hal yang dilakukan di kampus ternama di dunia,
Harvard University yaitu, dengan memberikan mahasiswanya knowledge, skill,
attitude. Disekolah-sekolah di negeri ini membutuhkan 3 hal itu yang menjadi tujuan
dan target.
Knowledge sebagai pengetahuan secara umum tentang semua hal
yang dibutuhkannya dalam hidup dan memberikan sumbangsih ilmu untuk ia terapkan
dimasa kini dan masa yang akan dating. Skill sebagai kemampuannya untuk
mengadaptasikan ilmunya dalam tindakan nyata, tidak hanya habis dibicarakan dan
didiskusikan tapi juga menjadi penerapan. Sehingga Bruce Lee mengatakan Knowledge
is not power, but apply of knowledge is power.
Sedangkan dalam mendapatkan dan pengadaptasian knowledge dan
skill dilapangan butuh Attitude atau sikap sebagaimana mestinya supaya knowledge
bisa didapat dan skill bisa dikuasai dengan baik. Seperti ketika kita ingin
mengetahui ilmu matematika dari seorang guru.
Maka sikap kita adalah memperhatikan
seksama dan terus berlatih supaya bisa menguasai pengetahuan matematika. Belum
lagi sikap penuntut ilmu kepada guru dan ditambah dengan sikap seorang penuntut
ilmu tadi dalam menerapkan ilmu itu dalam kehidupan sehari-hari.
Dan kalau dalam tataran tertinggi sebenarnya dalam pendidikan
selain memberikan 3 hal yaitu; knowledge, skill, dan attitude,
adalah memberikan 1 hal yang menentukan diakan kemana dan menjadi besar atau
sebaliknya. Dalam dunia pendidikan khusunya yang berakibat lanjutan dalam dunia
kerja.
Satu hal itu bernama tauhid yang benar, karena tauhid adalah
masalah orientasi tentang semua yang mereka dapatkan dalam menempuh
pendidikannya. Jika mereka tidak memiliki tauhid yang benar sudah bisa kita
akan lihat apa yang terjadi dalam pendidikan yang ia jalani.
Jika orientasinya adalah pada nilai, maka akan dipastikan ia
tidak akan beljar kalau tidak mendapatkan nilai yang baik dirapornya. Dan ia
akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai, mencontek temannya
maupun melihat buku atau catatan contekannya. Dan kemungkinan akibat itu akan
berakibat pada didunia kerja yang akan mungkin mereka calon koruptor baru@
Ridho Hudayana
(Human Quality Manager (HQM))
SBS English Creative Malang
"Kursus Bahasa Inggris Efektif & Cepat dengan metode unik"
"Kursus Bahasa Inggris Efektif & Cepat dengan metode unik"
Jl. Ijen No 79 Malang
Telp/WA. 085649755952|PIN 7EE1D37D
Daftar Online : www.sbsmalang.com


0 comments:
Posting Komentar